Waktu terus berlalu, sudah semakin
terasa jarak antara kita. Aku tak pernah menginginkan ini terjadi. Aku kira
kita akan selalu baik-baik saja. semua yang dulu aku khawatirkan saat kamu
kembali sudah menjadi kenyataan. Yaitu pergi lagi, aku tak bisa memaksamu untuk
tetap disini menemaniku. Aku tak habis pikir tentang apa yang kamu pikirkan
tentang aku dan perasaanku. Tiba-tiba datang membawa sejuta kenangan lalu,
kemudian pergi tanpa pernah aku ketahui alasan jelasnya. Aku tak bisa berbuat
banyak. Tapi setidaknya aku sudah pernah jujur tentang semua perasaanku
kepadamu. Ya terimakasih untuk hari-hari mu bersamaku kemarin.. Kekasih yang
tak pernah ku miliki :’)
Ini Aku..
Jumat, 31 Juli 2015
Kamis, 02 Juli 2015
Terserah Kamu Saja
Aku tak mau menuntut banyak darimu.
Sekarang aku bisa apa? Selain mendoakan kebahagianmu dan merindukanmu dari
jauh, aku bisa apa? Memaksamu melakukan hal yang sama denganku? Tidak, aku tak
sejahat itu. Semua terserah padamu. Aku hanya mengikuti alur ceritamu saja.
sekarang aku sadar, aku bukanlah prioritas bagimu lagi.
Terserah,
jika sekarang kamu sering menghilang. Kamu selalu meminta maaf lalu kau ulangi
kembali. Begitu seterusnya. Kadang aku merasa kesal, marah, kecewa denganmu. Katamu
kamu masih punya rasa yang sama. Mana? Nyatanya kamu tak pernah memperlihatkan
usahamu.
Aku sudah
sampai ke titik terjenuh, menghadapi sikap mu sekarang. Maaf kan aku jika suatu
hari aku telah lelah lalu menghilang mengikuti jejakmu. Tak lagi memperjuangkan
‘kita’. Anggap saja semua perhatianku yang kemarin hanya angin lalu. Kemudian kamu
bisa bebas sebebas-bebasnya, mencari seseorang yang bisa membuatmu bahagia.
Terimakasih
sudah pernah mengajarkanku arti tak menyia-nyiakan apa yang kita miliki. Biarlah
hanya aku yang tersakiti. Mulai saat ini aku akan belajar mengikhlaskan apa
yang harus ku ikhlaskan walau terlihat berat. Hanya soal waktu saja.
Hallo KARMA?
Lucu ya, apa bener ini namanya karma?
Dulu,
kamu yang merjuangin semuanya sendirian. Kamu yang selalu menyapaku walaupun
selalu aku abaikan. Kamu yang tak pernah lelah memberi perhatian walau selalu
aku acuhkan. Hanya kamu, sedangkan aku hanya merespon jika aku sempat saja.
Dan sekarang
semuanya terbalik. Kini aku yang harus merjuangin mati-matian rasaku untukmu. Dulu
aku yang selalu menanti pesan singkatmu, menantimu mengawali semuanya. namun
sekarang telah berbeda, entah karna kesibukanmu yang memang sangat-sangat sibuk
hingga jarang sekali menyapaku.
Nyatanya
sekarang, menunggu sapa dari mu terasa mustahil. Tak jarang harus akulah yang
mengawalinya. Apa memang harus begitu “laki-laki berjuang mati-matian diawal,
dan ada waktunya perempuan akan berjuang sendiri diakhir” . rasanya impas, aku
baru merasakan apa yang dulu kamu rasakan. Membosankannya menunggu dan sakitnya
diacuhkan.
Rabu, 01 Juli 2015
Sepenting kamu untukku
Aku masih mengingatnya, waktu itu
kamu pernah bertanya “sepenting apa aku?”
Pertanyaan yang seharusnya tak
perlu kamu pertanyakan lagi. Jawabannya sudah jelas, pasti kamu teramat penting
dalam hidupku. Seperti pentingnya sayap untuk seekor burung. Ini hanya
perumpamaan, tapi singkatnya. Burung mungkin masih bisa hidup tanpa sayapnya,
tetapi tanpa sayapnya, dia tak bisa menikmati kebahagian hidupnya, untuk bisa
terbang melihat keindahan lukisan Tuhan.
Jadi? Kamu masih ragu akan perasaan
hatiku yang semakin merumit ini? Hehe harus kamu tahu aku tak pernah seserius
ini.
Selasa, 30 Juni 2015
Please accept my apologies :’)
Jika aku bersikap egois akhir-akhir ini, tolong maafkan aku.
Aku tahu waktumu sekarang amatlah sulit untuk ‘kita’. Maaf aku belum terbiasa
dengan semua ini, karna dulu tak pernah seperti ini. Dari sini aku akan
belajar, memahami semuanya telah berbeda. Dan aku yakin secepatnya aku akan
berusaha mengerti kamu (yang sekarang). Tapi untuk kali ini aku belum bisa
entahlah, mungkin benar ‘aku mulai takut kehilangan kamu (lagi)’.
Senin, 15 Juni 2015
Cinta..
Tiba-tiba memenuhi sudut-sudut terkecil diotakku. Hingga
mengisi kekosongan direlung hati. Semua terjadi begitu saja, melihatmu,
mengenalmu, lalu… mencintaimu. Sesederhana itu, kamu menguasai hari-hariku saat
ini. Kamu jadi penyebab rasa semangatku. Menjelma menjadi senyum yang tak
pernah bisa ku jelaskan dengan kata-kata. Iya, aku sedang jatuh cinta(lagi),
entahlah pada orang yang sama (kamu) .
Langganan:
Postingan (Atom)