Kamis, 02 Juli 2015

Terserah Kamu Saja



Aku tak mau menuntut banyak darimu. Sekarang aku bisa apa? Selain mendoakan kebahagianmu dan merindukanmu dari jauh, aku bisa apa? Memaksamu melakukan hal yang sama denganku? Tidak, aku tak sejahat itu. Semua terserah padamu. Aku hanya mengikuti alur ceritamu saja. sekarang aku sadar, aku bukanlah prioritas bagimu lagi. 

                Terserah, jika sekarang kamu sering menghilang. Kamu selalu meminta maaf lalu kau ulangi kembali. Begitu seterusnya. Kadang aku merasa kesal, marah, kecewa denganmu. Katamu kamu masih punya rasa yang sama. Mana? Nyatanya kamu tak pernah memperlihatkan usahamu. 

                Aku sudah sampai ke titik terjenuh, menghadapi sikap mu sekarang. Maaf kan aku jika suatu hari aku telah lelah lalu menghilang mengikuti jejakmu. Tak lagi memperjuangkan ‘kita’. Anggap saja semua perhatianku yang kemarin hanya angin lalu. Kemudian kamu bisa bebas sebebas-bebasnya, mencari seseorang yang bisa membuatmu bahagia. 

                Terimakasih sudah pernah mengajarkanku arti tak menyia-nyiakan apa yang kita miliki. Biarlah hanya aku yang tersakiti. Mulai saat ini aku akan belajar mengikhlaskan apa yang harus ku ikhlaskan walau terlihat berat. Hanya soal waktu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar