Aku tak mau menuntut banyak darimu.
Sekarang aku bisa apa? Selain mendoakan kebahagianmu dan merindukanmu dari
jauh, aku bisa apa? Memaksamu melakukan hal yang sama denganku? Tidak, aku tak
sejahat itu. Semua terserah padamu. Aku hanya mengikuti alur ceritamu saja.
sekarang aku sadar, aku bukanlah prioritas bagimu lagi.
Terserah,
jika sekarang kamu sering menghilang. Kamu selalu meminta maaf lalu kau ulangi
kembali. Begitu seterusnya. Kadang aku merasa kesal, marah, kecewa denganmu. Katamu
kamu masih punya rasa yang sama. Mana? Nyatanya kamu tak pernah memperlihatkan
usahamu.
Aku sudah
sampai ke titik terjenuh, menghadapi sikap mu sekarang. Maaf kan aku jika suatu
hari aku telah lelah lalu menghilang mengikuti jejakmu. Tak lagi memperjuangkan
‘kita’. Anggap saja semua perhatianku yang kemarin hanya angin lalu. Kemudian kamu
bisa bebas sebebas-bebasnya, mencari seseorang yang bisa membuatmu bahagia.
Terimakasih
sudah pernah mengajarkanku arti tak menyia-nyiakan apa yang kita miliki. Biarlah
hanya aku yang tersakiti. Mulai saat ini aku akan belajar mengikhlaskan apa
yang harus ku ikhlaskan walau terlihat berat. Hanya soal waktu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar